Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan,keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
MAJU..........
Ini barisan tak bergenderang -berpalu
Kepercayaan tanda mentyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU..........
Bagimu negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditinDA
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
By : Chairil Anwar
Kamis, 27 Desember 2012
HARAPANKU
Saat ini semua orang merasakan
Krisis di mana-mana
Tak terkecuali orang tuaku
Kasihan.....
Bisa kurasakan sulitnya
Bagi kamu rakyat kecil
Hingga harga semua naik
Andai aku bisa berbuat sesuatu
Tolonglah kami rakyat kecil ini
Dengarlah jeritan hati nurani kami
Wahai bapak-bapak di MPR
Wahai bapak-bapak menteri
Lihatlah kami,bantulah kami
Agar suasana kembali stabil
Ya,ALLAH tunjukkan jalan-Mu pada kami
By : Ning Rahayu F
Krisis di mana-mana
Tak terkecuali orang tuaku
Kasihan.....
Bisa kurasakan sulitnya
Bagi kamu rakyat kecil
Hingga harga semua naik
Andai aku bisa berbuat sesuatu
Tolonglah kami rakyat kecil ini
Dengarlah jeritan hati nurani kami
Wahai bapak-bapak di MPR
Wahai bapak-bapak menteri
Lihatlah kami,bantulah kami
Agar suasana kembali stabil
Ya,ALLAH tunjukkan jalan-Mu pada kami
By : Ning Rahayu F
NYANYIAN MENTARI
HARI INI TAK ADA NASI
Hari ini tak ada nasi
Berpuasalah seperti nenek moyangmu
Karena ladang-ladang menjadi kubur
Cangkul dan bajak
Bahkan kemarin
Persawahan subur tersapu badai
Ribuan hektar terendam air bah
Hari ini tak ada nasi ,Adikku
Tutuploah pintu ruang makan itu
Tutuplah mulutmu selalu
Tidurlah jika perlu
By : Lukman Nugraha
Berpuasalah seperti nenek moyangmu
Karena ladang-ladang menjadi kubur
Cangkul dan bajak
Bahkan kemarin
Persawahan subur tersapu badai
Ribuan hektar terendam air bah
Hari ini tak ada nasi ,Adikku
Tutuploah pintu ruang makan itu
Tutuplah mulutmu selalu
Tidurlah jika perlu
By : Lukman Nugraha
TATAPAN ANAK NEGERI
Tatapan mata yang kosong
Terselubung oleh keputus asaan
Bola mata yang berputar
Ke kanan dan ke kiri
Mencari sebuah inspirasi
Tangan menahan untuk menanti kepastian
Inikah tatapan anak negeri
By : Nur Syarif
Terselubung oleh keputus asaan
Bola mata yang berputar
Ke kanan dan ke kiri
Mencari sebuah inspirasi
Tangan menahan untuk menanti kepastian
Inikah tatapan anak negeri
By : Nur Syarif
TUHAN TELAH MENEGURMU
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat perut anak-anak yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat semayup suara adzan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahanh kesabaran
Lewat gempa bumi yang berguncang
Deru angin yang meraung-raung kencang
Hujan dan banjir yang melintang-pukang
Adakah kau dengar....
By : Apip Mustopa
Lewat perut anak-anak yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat semayup suara adzan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahanh kesabaran
Lewat gempa bumi yang berguncang
Deru angin yang meraung-raung kencang
Hujan dan banjir yang melintang-pukang
Adakah kau dengar....
By : Apip Mustopa
TERIMA KASIH PADAMU GURU
Kau ajarkan tulis baca
Dengan sabar dan bersahaja
Kau ajarkan aku berhitung
Agar kelak tidak bergantung
Kau tanamkan akal dan budi
Pada diriku setiap hari
Kau ajarkan kami berbakti
Pada ayah , ibu, dan Negeri
Kau abdikan dirimu sampai renta
Untuk kami generasi muda
Kau tak takut hidup sederhana
Walau tak pernah di beri jasa
By : Sri Sumarti
Dengan sabar dan bersahaja
Kau ajarkan aku berhitung
Agar kelak tidak bergantung
Kau tanamkan akal dan budi
Pada diriku setiap hari
Kau ajarkan kami berbakti
Pada ayah , ibu, dan Negeri
Kau abdikan dirimu sampai renta
Untuk kami generasi muda
Kau tak takut hidup sederhana
Walau tak pernah di beri jasa
By : Sri Sumarti
Minggu, 23 Desember 2012
ANGIN DI DAHAN
Gemerbak daunan kering
Dan satu - satu daun pun gugur
Bocah - bocah juga begitu, besar
Lantas belajar
Dan rindu terbaring
Di dada bundanya yang sabar
By : Sapardi Djoko Damono
Dan satu - satu daun pun gugur
Bocah - bocah juga begitu, besar
Lantas belajar
Dan rindu terbaring
Di dada bundanya yang sabar
By : Sapardi Djoko Damono
DALAM KERETA
Dalam kereta,
Hujan menebal jendela
Semarang,Solo.........makin dekat saja
Menangkup senja,
Menguak purnama
Cahaya menyayat mulut dan mata
Menjengking kereta.Menjengking jiwa
Sayatan terus ke dada
By : Chairil Anwar
Hujan menebal jendela
Semarang,Solo.........makin dekat saja
Menangkup senja,
Menguak purnama
Cahaya menyayat mulut dan mata
Menjengking kereta.Menjengking jiwa
Sayatan terus ke dada
By : Chairil Anwar
CEMPAKA
Cempaka.......
Aduhai bunga pelipur lara
Tempat cinta duduk bersemayam
Sampai pelukku,
Waktu kesuma.......
Pada adinda setiap malam
By : Amir Hamzah
Aduhai bunga pelipur lara
Tempat cinta duduk bersemayam
Sampai pelukku,
Waktu kesuma.......
Pada adinda setiap malam
By : Amir Hamzah
PERTEMUAN
Meniti tasbih
Makin pelan - pelan
Dan burung pedasih
Menggaris gelap di kejauhan
Kemudian adalah pesona
Wajahnya ke kaca jendela
Memandang kita,memandang kita lama- lama
Demikianlah sunyi telah diturunkan
Dan demikianlah Nabi telah dititahkan
Dan demikian pula manusia
Dikirim ke bumi yang terbentang
Dari surga
Yang telah ditiup.Dan kini tinggallah cinta
Memancar - mancar dari sunyi kaca jendela
By : Gunawan Muhammad
Makin pelan - pelan
Dan burung pedasih
Menggaris gelap di kejauhan
Kemudian adalah pesona
Wajahnya ke kaca jendela
Memandang kita,memandang kita lama- lama
Demikianlah sunyi telah diturunkan
Dan demikianlah Nabi telah dititahkan
Dan demikian pula manusia
Dikirim ke bumi yang terbentang
Dari surga
Yang telah ditiup.Dan kini tinggallah cinta
Memancar - mancar dari sunyi kaca jendela
By : Gunawan Muhammad
CANDI
Engkau menahan empasan kala,
Tinggal berdiri indah permai,
Mengabaikan serangan segala,
Megan kuat tiada terperi
Engkau berita waktu yang lalu,
Masa indonesia masyur maju,
Dilayan putra bangsawan kalbu,
Di ujung tinggi penaka ratu.
Aku memandang suka dan duka,
Berganti - ganti di dalam hati,
Terkenang dulu dan waktu nanti.
Apa gerangan masa di muka,
Jadi bangsa yang ku cinta ini,
Adakah tanda megan kembali
By : Sanusi Pane
Tinggal berdiri indah permai,
Mengabaikan serangan segala,
Megan kuat tiada terperi
Engkau berita waktu yang lalu,
Masa indonesia masyur maju,
Dilayan putra bangsawan kalbu,
Di ujung tinggi penaka ratu.
Aku memandang suka dan duka,
Berganti - ganti di dalam hati,
Terkenang dulu dan waktu nanti.
Apa gerangan masa di muka,
Jadi bangsa yang ku cinta ini,
Adakah tanda megan kembali
By : Sanusi Pane
PEREMPUAN - PEREMPUAN PERKASA
Perempuan - perempuan yang membawa bakul di pagi hari,
Dari kemanakah mereka
Ke stasiun kereta api datang dari bukit- bukit desa
Sebelum peluit kereta api terjaga
Sebelum hari bermula dalam pesta kerja
Perempuan - perempuan yang membawa bakul dalam kereta,
Ke manakah mereka
Di atas roda - roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya ke gerbang tua
Mereka hidup di pasar - pasar kota
Perempuan - perempuan yang membawa bakul di pagi buta
Siapakah mereka
Mereka ialah ibu- ibu yang perkasa
Akar - akar uang melata dari tanah perbukitan ke kota
Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa
Demi desa
Dari kemanakah mereka
Ke stasiun kereta api datang dari bukit- bukit desa
Sebelum peluit kereta api terjaga
Sebelum hari bermula dalam pesta kerja
Perempuan - perempuan yang membawa bakul dalam kereta,
Ke manakah mereka
Di atas roda - roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya ke gerbang tua
Mereka hidup di pasar - pasar kota
Perempuan - perempuan yang membawa bakul di pagi buta
Siapakah mereka
Mereka ialah ibu- ibu yang perkasa
Akar - akar uang melata dari tanah perbukitan ke kota
Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa
Demi desa
KUNCUP
Terlipat
Terikat,
Engkau mencari
Trang matahari
Melambai
Melombai,
Engkau beringin
Digerak angin
Mengeram
mendendam
Engkau di timbun
Sejuknya embun
Terbuka
Bersuka
Engkau berkembang
Memanggil kembang
Terputih
Tersuci
Kembang di dalam
Memuji tuhan
By : J.E Tatengkeng
Terikat,
Engkau mencari
Trang matahari
Melambai
Melombai,
Engkau beringin
Digerak angin
Mengeram
mendendam
Engkau di timbun
Sejuknya embun
Terbuka
Bersuka
Engkau berkembang
Memanggil kembang
Terputih
Tersuci
Kembang di dalam
Memuji tuhan
By : J.E Tatengkeng
ELANG LAUT
Ah,bumi yang mati
Sedang laut tawar tiada mau
Tahu dan bintang tiada mau
Memberi pedoman tentu
Surya hendak turun
Pergi ke sarangnya
Bulan melengkung sunyi
Topan tiada bertanya
Hendak kemana dia
By : Asrul Sani
Sedang laut tawar tiada mau
Tahu dan bintang tiada mau
Memberi pedoman tentu
Surya hendak turun
Pergi ke sarangnya
Bulan melengkung sunyi
Topan tiada bertanya
Hendak kemana dia
By : Asrul Sani
Kamis, 13 Desember 2012
AKU
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa ku bawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
By : Chairil Anwar
Senin, 10 Desember 2012
DOA
Tuhan ku...
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama Mu
Biar susah sungguh
Mengungat kau pemuh seluruh
Caya Mu
Tinggal kerdip lilin di tepian sunyi
Tuhanku...
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhan ku...
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku...
Dipintu Mu aku mengetuk
Aku tudak bisa berpaling
By : Chairil Anwar
Langganan:
Postingan (Atom)